03 Oktober 2011

GENUS, Warna-Warni Negeriku

GENUS adalah singkatan dari Gebyar Nusantara. Sebelum saya menceritakan apa itu GENUS dan bagaimana GENUS 2011, saya akan menceritakan dulu sedikit mengenai OMDA. Yup, OMDA. OMDA itu kepanjangannya Organisasi Mahasiswa Daerah. IPB memiliki 51 OMDA, artinya mahasiswa IPB berasal dari 51 daerah di Indonesia, beraneka ragam sekali bukan? Bukan sekedar ikatan mahasiswa atau perkumpulan mahasiswa yang berasal dari daerah yang sama saja, tiap-tiap OMDA di IPB sangatlah aktif berkegiatan (tentunya yang positif) dan kekeluargaannya baik sekali. OMDAnya juga dihargai oleh IPB, jadi bukan sembarang kumpul tidak diperhatikan, buktinya sampai diadakan GENUS atau Gebyar Nusantara.





Gebyar Nusantara adalah acara yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB melalui Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia serta Organisasi  Mahasiswa Daerah (OMDA) IPB. Tahun 2011 ini tema dari GENUS adalah ”Berpijak Tradisi, Menapaki Globalisasi”. GENUS sendiri termasuk salah satu dari serangkaian acara dalam rangka memperingati dies natalis IPB. Acaranya sendiri itu berupa pameran kebudayaan dari berbagai daerah yang dikemas dalam bentuk stand-stand dan penampilan tiap-tiap OMDA. Kalau sepenglihatan saya menghadiri GENUS 2011 yang dilaksanakan tanggal 2 Oktober di GWW ini, terdapat sekitar belasan stand. Mengapa tidak 51 sesuai OMDA? Karena, ada stand-stand yang sudah merupakan gabungan OMDA misalnya TATAR SUNDA itu ada Bandung, Cianjur, Cirebon, dan lain-lain. Tapi memang saya melihat ada yang kurang yaitu dari Papua. Jadinya saya tidak berkeliling Indonesia dari sabang sampai merauke tapi sampai Sulawesi Selatan saja.


Penting ya GENUS? Waw ini acara yang saya tunggu-tunggu. Meskipun tidak punya OMDA (Bogor secara khusus belum jelas ada OMDAnya atau tidak) saya begitu bersemangat untuk menyaksikan GENUS ini. Pertama karena saya memang menyukai kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia. Entah kenapa saya suka sekali menyaksikan tarian-tarian dan kesenian tradisional lain. Selain itu saya juga penasaran sekali. GENUS ini menambah wawasan mahasiswa mengenai kekayaan Indonesia bidang seni dan budaya, melatih kreativitas, dan membuat kita semakin bangga dengan Indonesia. Mengajarkan untuk mencintai budaya sendiri. Saya sebenarnya terharu melihat tiap-tiap OMDA keren-keren stand dan penampilannya. Penampilan khas daerah terutama, terlihat sekali bentuk rasa bangga, rasa memiliki, selanjutnya berkembang ke tindakan pelestarian. Terharu sekali melihat ternyata masih banyak orang yang peduli dengan budaya daerah asalnya, tidak seperti yang dibayangkan, sudah terhasut kemajuan zaman. Terharu melihat kekuatan budaya Indonesia, tak lekang oleh waktu. Mau zaman berganti tetap budaya itu di hati, tidak bisa lepas bangsa Indonesia dari budaya derah masing-masing, paling juga diremix dengan budaya sekarang. Seperti penampilan Reog Ponorogo yang diremix menjadi superkeren sekali deh.


Oke, kita sudah masuk ke detail acara. Reog Ponorogo yang sudah saya singgung tersebut merupakan performa penutup acara GENUS tahun ini. KEREN. Gak tau lagi mau komentar apa. Reog ini juga yang paling saya tunggu-tunggu, yang menjadi alasan kuat saya untuk setia menunggu di IPB mengikuti acara hingga selesai, yang tadinya dibilang tampil jam 9 tapi ternyata jam 9.30an tetap saja ditunggu. Sebelumnya juga keren kok. Saya pertama datang pagi jam 10an, saya jalan-jalan ke stand-stand dulu, foto-foto sama pengantin dan foto sama presma (haha). Lalu menonton pertunjukkan dari Tatar Sunda (Jawa Barat) dan J.Co (Jakarta). Lalu pulang dan kembali lagi ba'da magrib. Malam itu puncak acaranya, ramai sekali yang datang. GWW PADAT! Iyalah, secara dari berbagai angkatan ada, mendukung OMDA masing-masing juga tak sedikit yang sama seperti saya, sekedar ingin lihat-lihat saja. Kebetulan saya pakai baju hijau, nyamar jadi OMDA Jawa Timur dulu hihihi.


Setelah desak-desakan masuk ke GWW, langsung cepat-cepat menempati kursi. Saya dan teman-teman memilih kursi di baris terdepan, tapi ternyata ketutupan karena banyak yang berdiri di depannya, sumpah emang gak muat banget itu tribun GWW. Alhasil saya pun naik ke kursi, menikmati pertunjukkan sambil berdiri dan foto-foto yang tetap dengan amatirnya. Pertama dari Bengkulu, lalu ada penampilan seluruh pengantin, ada pembacaan puisi dari presma (ini paling mengharukan), ada penampilan dari Sumatera Barat, Aceh, dan dari Banten. Memang deh, TOP abis semuanya, keren-keren! (tapi tetep paling keren REOG!!! hahaha) Tari Piring paling serem, ada 2 piring jatoh, tapi 1 aja yang pecah, dan memang ada adegan menginjak piring yang sudah dipecahkan hiiiii serem deh liatnya penarinya loncat-loncat, cewe (cowo juga) dengan semangat banget. Beres-beres ada yang pincang jalannya cewenya hi... Aceh juga lucu ada tarian yang pakai benang, tariannya melintir-melintir itu benang eh gataunya jadi semacam jaring-jaring gitu. Banten debus banget hehehe horor deh, dan REOG sangat menghibur. Bukan reog biasa deh asli!










Well, beres jam setengah sebelas. Saya masih bertanya-tanya, itu panitia dan OMDA-OMDA ngeberesin GWW sampai jam berapa ya? kan besok Senin kuliah. Oh ya, yang putra anak TPB ga diijinin masuk asrama kena jam malem, untung yang astri (asrama putri) gapapa, kalau saya sih pulang ke rumah hihihi. Terus tiap OMDA dananya berapa yang keluar buat GENUS? ini kan acara gratis lagi tapi kayaknya dari stand aja biaya pasti besar. Terus pertanyaan yang masih muter-muter lagi yaitu bagaimana caranya membuat wayang hiasan segede dinding GWW? dan pastinya anak-anak Jatim olahraga bagus-bagus... atraksinya gila-gilaan deh. Aaaaah gak nyesel noton GENUS 2011, semakin bangga sama IPB, sama INDONESIA. INDONESIA ;)

Tidak ada komentar: