27 September 2011

Tangan-Tangan Setan

Kalau melewati underpass yang di Jalan Soleh Iskandar atau akrabnya disebut Jalan Baru di Bogor, sedih sekali melihat jembatan yang sudah susah-susah dibangun, dirusak. Padahal begitu terasa sekali pada saat pembangunan yang memakan waktu cukup lama itu, membuat kemacetan yang luar biasa, pokoknya masa-masa itu paling malas deh kalau disuruh lewat Jalan Baru, bisa sampai setengah jam terjebak di situ-situ saja, serius. Tak lama underpass rampung jadi, eh dicorat-coret dindingnya oleh tangan-tangan setan. Dirusak keindahannya oleh tulisan-tulisan alay yang entah apa maksudnya. "Nicha 172", "phe one", atau "bukan uci yang coret" "tole pacitan".

Kode-kode dalam angka, nama instansi si pencoret yang dialaykan, nama alay si pencoret yang saya jamin tak jauh dari kelompok-kelompok pelajar yang hobi tawuran itu. Yang kalau ke sekolah bawa gir, golok.

http://sikathabis.muliply.com
Entah apa yang ada di pikiran si pemilik tangan-tangan setan itu. Mbok ya kalau mau eksis, eksis dengan prestasinya dong, bukan dengan menuliskan nama di jembatan, di halte, di tembok rumah orang bahkan yang baru dicat.  Jangan merusak. Mending kalau tulisannya bagus, indah, ini asalan banget, bagusan juga tulisan anak TK deh. Kalau memang ingin belajar menulis ya di kertas saja, atau kalau mau terbaca bikin blog atau nulis di note facebook kek. Kalau mau berkarya benar-benar melukis dinding tempat-tempat umum bisa bekerja sama dengan pihak yang membangun, yang memiliki tempat tersebut, dan berkarya lah yang indah dipandang mata. Misalnya saja lukisan di beberapa jalan di Jakarta atau Bandung yang indah dipandang mata juga menyampaikan pesan yang bermakna mengajak ke kebaikan.
http://euro.okezone.com

http://indrakh.wordpress.com

Saya sendiri bingung bagaimana cara yang tepat agar tidak lagi terjadi aksi-aksi vandalisme seperti yang saya ceritakan. Masalahnya pelajar-pelajar yang seharusnya berpendidikan saat ini begitu berani, berani melawan kebenaran. Kalau dikatakan 'jangan' justru dilakukan. Percuma dipasang plang 'dilarang mencoret' karena tidak akan dihiraukan dan yang ada malah merasa tertantang. Pandangan bagi mereka para pemilik jiwa yang terlalu bebas itu, keren kalau bisa melanggar peraturan dan membuat resah masyarakat, keren kalau bisa merusak tempat umum, mencelakakan saudaranya sendiri. Miris sekali, bangsa yang berpendidikan. Siapa yang salah tidak bisa ditentukan, kalau begini semua salah. Ya orangnya sendiri, ya orang tua, guru PKN, guru agama, guru sejarah, dan banyak lagi.

Akan tetapi, memang jika diteliti peran orang tua lah yang paling penting disini. Pendidikan di keluarga. Tapi kalau mempermasalahkan dari akar-akarnya lagi maka tidak habis-habis. Maksudnya, sekarang ini kan sudah terlanjur banyak orang tua yang tidak cukup pendidikan sehingga menurun ke anak-anaknya. Kini bukan saatnya membenahi orang tua, mengajarinya lagi, sosialisasi di desa-desa. Menurut saya kurang efektif. Yang perlu dibina dan dilatih adalah seluruh anak muda, semua dibenahi. Orang tua selanjutnya tanggung jawab masing-masing anak muda. Seluruh pelajar, muda-mudi di Indonesia harus mendapatkan pendidikan yang optimal mencangkup pendidikan agama (moral), sosial, sains dan teknologi dan lain-lain. Pelajar yang sudah baik maka mengajari yang masih alay-alay tadi yang masih corat-coret tidak bertanggung jawab, toh banyak pelajar Indonesia yang keren-keren dan berprestasi. Jangan sampai hanya berprestasi untuk koleksi pengalaman diri sendiri, tetap harus memberi manfaat bagi yang lain. Pintar tapi tidak bermanfaat tidak ada gunanya.

Anak-anak perkotaan yang secara finansial sangat mencukupi sehingga untuk mengenyam bangku sekolah itu gampang banget tidak seperti mereka yang alay tadi sehingga kurang pendidikan, harus memberi contoh, jangan malah ikut-ikutan alay. Boleh ikutin orang-orang desa tapi ikutinnya yang positifnya, misalnya sikap tekun, rajin, dan kerja keras pelajar-pelajar yang berasal dari desa. Tetapi tanpa membeda-bedakan status sosial, semua harus tetap bersatu karena semua merupakan satu, pelajar Indonesia. Itu sih menurut saya, correct me if I'm wrong... Majulah pendidikan Indonesia! Huha! (/ ̄- ̄)/ *loh*

Btw, today is om gugel ulang tahun yang ke 13 bukan? selamat yaaaah do the best will be the best aw! *loh*


Tidak ada komentar: