23 September 2011

Tugas Orang yang (masih) Miskin (harta)


Sesungguhnya miskin harta tak begitu menjadi masalah, asalkan janganlah sudah miskin harta, miskin ilmu dan moral pula. Yang menjadi permasalahannya menjadi orang miskin itu susah kalau mau membantu banyak. Paling hanya bisa bantu seadanya, begitu saja terus. Kita tidak bisa mendirikan foundation, hanya bisa menjadi orang yang ikut menyumbang melalui foundation seadanya. Maka dari itu orang yang miskin ingin kaya.

Benarkah demikian adanya hal yang memotivasi orang untuk kaya adalah 'care' atau jangan-jangan ada yang lain?



Banyak anak-anak yang diajarkan orang tuanya agar belajar sungguh-sungguh, sekolah yang tinggi, kemudian mendapatkan pekerjaan yang bagus kelak yang menghasilkan gaji yang besar kemudian bisa membangun rumah sendiri, beli mobil, dan lain sebagainya. Mobil sih terutama yang saat ini sepertinya masih menjadi indikator seseorang itu sukses di Indonesia, ya, bisa beli mobil sendiri itu keren! Itu baru orang sukses. Orang sukses itu yang punya perusahaan besar, punya rumah mewah di mana-mana, punya mobil banyak, punya gadget keluaran terbaru semua yang harganya masih melambung tinggi di atas. Orang melihat materinya, bukan melihat maknanya. Maka dari itu orang pun berobsesi mengejar materi pula.

Banyak pelajar, termasuk saya dahulu, ingin menjadi dokter dengan alasan gajinya besar. Kalau cari kerja juga banyak yang masih dituntut orang tua atau menuntut diri sendiri bahkan untuk mendapatkan yang gajinya besar. GAJI BESAR. Lalu apa yang akan diperbuat? Kan enak jadi orang kaya, mau apa juga bisa. Tidak susah lagi. Kalau sekarang tidak punya televisi di kamar pribadi, nanti televisi sebesar layar bioskop deh dibeli kalau sudah kaya. Nanti tidak perlu panas-panasan, desak-desakan di angkot karena sudah bawa mobil pribadi yang terbagus deh body juga fasilitasnya. Kebanyakan pemikiran orang miskin itu memperkaya diri sendiri. Ya, memperkaya diri sendiri, untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kepuasan diri sendiri. Ya mungkin orang tua kecipratan dikit deh, temen dekat juga, pacar, suami juga, anak juga. Tetapi tetap intinya kepuasan sendiri. Mungkin karena dari itu masih banyak orang miskin di Indonesia yang belum diizinkan Allah untuk menjadi kaya. Belum pantas, karena dinilai belum bijak, belum dewasa.

anwarabe.blogspot.com
Empat orang dosen saya berkata yang sama bahwa tidak ada gunanya, tidak ada nilainya, tidak ada maknanya, jika seseorang kaya tetapi di sekelilingnya masih banyak orang-orang yang harus ngorek-ngorek tempat sampah dulu bahkan untuk mencari makan. Miris. Kalau seperti ini, sekarang lebih ingin jadi orang kaya (kaya sendirian, kaya di atas penderitaan orang lain) atau menjadi orang miskin?

Berikut penafsiran Abu Dzar Al-Ghifari (Sahabat Rasul) mengenai "Ayat Kanz" (tentang pemusatan kekayaan)dalam surat At-Taubah. Penafsirannya menimbulkan pertentangan pada masa pemerintah Usman, khalifah ketiga, di mana pada masa itu kaum Quraisy hidup dalam gelimangan harta.

"Mereka yang suka sekali menumpuk emas dan perak dan tidak memanfaatkannya di jalan Allah, beritahukan mereka bahwa hukuman yang sangat mengerikan akan mereka terima. Pada hari itu, kening, samping dan punggung mereka akan dicap dengan emas dan perak yang dibakar sampai merah, panasnya sangat tinggi, dan tertulis: Inilah apa yang telah engkau kumpulkan untuk keuntunganmu. Sekarang rasakan hasil yang telah engkau himpun."

Untuk orang-orang miskin, mulai sekarang, jika ingin menjadi orang kaya maka berpikirlah untuk menjadi kaya agar bisa memberi secara optimal kepada orang yang membutuhkan. Niatkanlah demikian, berusaha sungguh-sungguh agar bisa menjadi orang yang tangannya di atas bukan di bawah. Jadi yang menyemangati kita bukan lagi "mobil... mobil... mobil..." tetapi "amal... amal...amal...". Dengan begitu tanpa disadari sendirinya kita tengah menjadi orang yang kaya, jauh lebih baik bahkan sepertinya dari orang kaya. Sebenarnya tidak enak menyebut orang miskin ya, tetapi orang sederhana. Karena kalau miskin teresan seperti siksaan dari Allah deh.

Jadi, kalau sekarang jadi orang sederhana banget, serba pas-pasan kadang harus ngutang segala, sebelum berusaha untuk jadi orang yang lebih, luruskan dahulu niatnya. Kalau niatnya udah lurus insyaAllah kedepannya terasa ringan, tidak perlu pakai acara maling-maling barang orang. Bercita-cita menjadi orang yang kaya yang memberi banyak manfaat bagi orang lain, tujuan semata-mata hanya karena Allah. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang kaya dan bermanfaat bagi sesama. (┌','┐)

Tidak ada komentar: