25 September 2011

Cerita dari Mereka yang Pulang

Kemarin, 24 September 2011 saya mengikuti acara pengumuman sayembara essay "Mengapa Saya Menjadi Mahasiswa IPB" yang diadakan oleh Pak Bayu Krisnamurti, Wakil Menteri Pertanian Indonesia juga sebagai dosen FEM. Sayembara ini saya pikir awalnya hanya main-main, beliau saat registrasi mahasiswa baru SNMPTN undangan mengisi studium general dan diakhir acara menantang para mahasiswa baru untuk membuat tulisan bebas mengenai alasan mengapa mereka masuk IPB dan sepuluh tulisan terbaik akan mendapatkan hadiah beasiswa sebesar RP2.000.000,00 masing-masing mahasiswa. Seiring waktu berjalan, saya pun sudah mengirimkan tulisan saya ke email beliau, ternyata tantangan ini berkembang. Jadi, akan dipilih 25 karya terbaik dan akan dibukukan, kemudian 10 diantara yang merupakan cerita paling berkesan akan mendapatkan beasiswa senilai dua juta tersebut sedangkan 15 lagi mendapatkan sertifikat. Luar biasa sekali, benar-benar spontan tapi ditepati. Salut untuk beliau!
1. Pak Bayu Krisnamurti bersama Presiden SBY
Yang membuat saya semakin salut lagi dengan beliau, ternyata pengumumannya dibuatkan semacam acara khusus yang diadakan di GWW! Tentu bukan sekedar pengumuman, tetapi turut mengundang pembicara yang merupakan alumni IPB yang sukses. Mereka adalah Iwan Setyawan penulis buku "9 Summers 10 Autumns", Aryo Widiwardhono, dan Presiden GE Indonesia Pak Handry Satriago.
Senang luar biasa, kalau orang-orang mau mengundang mereka mengisi acara gak tau deh berapa bayarannya, tapi ini mereka datang dengan senang hati, sebagai alumni, mereka sebut ini dalam rangka 'pulang' ke kampus mereka tercinta. Pak Bayu sendiri mengaku saat acara, mengundang mereka lewat sms, cuma berkata "Yo, ada waktu ga? ngisi acara, sharing sama adik-adik 48, cerita apa saja terserah yang penting ngomong". Huaaaaaaaa Pak Bayu emang keren!

Well, sesuatu, saya ingat sekali dengan perkataan Pak Soekarno, Presiden RI yang pertama, yang disingkat JAS MERAH alias Jangan Suka Melupakan Sejarah. Ada rasa tersentuh gimana gitu sewaktu para pembicara mengaku, bahwa mereka merasa terpanggil untuk 'pulang' mereka melihat generasi penerus mereka sudah mencapai angkatan 48 (mereka rata-rata angkatan 30an) di tengah kesibukan mereka. (Hellooooo Presiden GE gitu loh!). Awalnya saya cuma sekedar tau mas Iwan Setyawan dan judul bukunya dari tumblr mas Kuntawiaji yang mengutip kata-kata keren dari buku tersebut. Oke saya akui saya ketinggalan jaman... *hiks*. Pertama beliau yang dipanggil Pak Bayu untuk sharing. Ditampilkan terlebih dahulu profilenya, semua ber'wow' ria melihat pencapaian-pencapaian beliau. Direktur Nielsen! New York! Huaaaaaa keren keren keren! Lihat fotonya, keren... dan beliau maju ke atas panggung. Jengjeng.... Oh My God! Mungil sekali Mas Iwan! Saat Mas Iwan mulai bicara GWW hening, mungkin saya rasa ada yang sama dengan saya, tercengang. Saya pikir awalnya, beliau berperawakan besar, secara memimpin di Amerika gitu loh... ternyata, imut-imut. Saya merinding! Tambah salut! Ah keren! #norakkalap
2. Iwan Setiawan

Iwan Setyawan, lulus cumlaude, dari statistik tahun 1997. Statistik, cumlaude. Merinding. Langka banget yang cumlaude dari statistik. Ini kata Pak Bayu ya, dosen sekaligus lulusan S1, S2, S3 di IPB yang sudah mengenal IPB banget lah bisa dibilang. Beliau berdiri di depan, dan langsung pandangan saya terhadap beliau itu adalah sederhana, takjub deh. Benar-benar saya memperhatikan. Mas Iwan bercerita tentang perjalanannya masuk IPB, cerita hidupnya yang juga merupakan cerita yang ditulis di buku 9 summers 10 autumns cerita tentang beliau memutuskan pulang ke Indonesia padahal beliau bekerja sebagai direktur Nielsen di New York, keren. Keren sumpah, saya bingung harus mengatakan apa lagi. Saya sempat meneteskan air mata saat beliau bercerita ketika beliau ingin kuliah di IPB, sampai menjual angkot Bapaknya... Ibu tercinta begitu mendukungnya. Beliau cerita kalau motivasinya dulu hanya sebatas takut menjadi supir angkot seperti Bapak beliau dan beliau ingin mempunyai kamar sendiri di rumah. Tidak ada impian untuk ke luar negeri, beliau berkata bahwa mimpi-mimpi seperti itu tersangkut di atap rumahnya.
3. Novel 9 Summers 10 Autumns


Beliau bercerita beliau takut hantu. Hahaha lucu. Lucu lagi beliau sering sekali bicara "what the hell", beliau bercerita "What the hell di Jawa banyak sekali cerita hantu, kuntil anak, genderuwo, kalau sekarang suster ngesot, what the hell saya takut hantu." hahaha gaya ceritanya yang menurut saya polos itu lucu. Satu poin plus! Kemudian yang beliau lakukan hanya menembus batas ketakutannya. Beliau cerita beliau takut jadi bodoh, maka beliau belajar. Tapi karena rumahnya dulu sempit, tidak pernah sepi, jadi beliau belajar dini hari ketika orang-orang sedang terlelap, begitulah seterusnya. Beliau sama seperti saya, masuk ke IPB itu melihat mahasiswa baru gila-gila, juara olimpiade sains nasional, juara ini itu, what the hell beliau cuma orang biasa.


Saya banget deh! You know? maba 48 tuh semangatnya gila-gilaan ditambah basic yang gila-gilaan... temen sekelompok saya saja anak olimpiade ternyata, sederhana-sederhana gitu. Ada juga yang aktif di OSIS ini itu lah organisator banget. Kalau saya? hiks... no prestasi. Kalau disuruh kumpulin daftar prestasi, saya hanya bisa mengumpulkan kertas hvs kosong, sedangkan teman-teman sampai berlembar-lembar. Miris. Okay... kok jadi saya curhat? :P

Mas Iwan juga bercerita saat beliau wisuda, Ibunya tidak mengerti apa-apa tentang IPK dan lain-lain, Ibunya hanya melihat Iwan dipanggil ke depan lalu bertanya-tanya mengapa. Setelah mengetahui Iwan lulusan terbaik Ibunya hanya berkata "Pinter juga ternyata ya kamu nak!"sambil memainkan kepala Iwan. Huaaaaa :| Iwan banyak belajar dari Ibunya, sederhana, termasuk belajar untuk jangan takut.

Kemudian Mas Iwan Setyawan bercerita tentang beliau mendapatkan tawaran kerja dari mas-mas penjual pecel lele saat ia makan di warungnya. Then melesatlah beliau ke New York sana. Dengan tekad mencari duit untuk membiayai orang tua dulu sampai suatu waktu beliau pulang ke Indonesia, mendaki Rinjani, kemudian akhirnya memutuskan berhenti bekerja dan menetap di Indonesia, ditawari bekerja di Singapur ditolak. Beliau benar-benar ingin di Indonesia. Beliau kemudian menulis buku yang awalnya hanya untuk keponakannya, supaya keponakannya tau bahwa beliau tidak instan sukses, ada perjuangannya. Akan tetapi kemudian buku tersebut oleh temannya direkomendasikan untuk diterbitakan dan jadi best seller deh!

Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kisah hidup Mas Iwan. Pertama adalah mengikuti hati. Ini yang beliau lakukan, megikuti hati meninggalkan pekerjaan yang bisa dibilang impian banyak orang, gajinya pasti besar, kembali ke Indonesia. Kemudian kejarlah impian, sekecil apapun harus dikejar sepenuh hati. Impian kecil Mas Iwan tadi yang menjadi motivasinya, memiliki kamar sendiri. Subhanallah :') Kemudian beliau berkata bahwa dunia itu land of opportunities, land of hopes. Tapi ada tembok-tembok ketakutan yang menghalangi kita untuk memilih, untuk berharap, tembok-tembok yang kadang kita bangun sendiri. Break the wall, tembus batas ketakutan! Jangan takut, urusan gagal atau sukses itu belakangan. Ekspresikan dirimu, you have idea, percuma kalau cuma di kepala. Opportunities ada di atas kepala kita, kalau kita ga lompat ga akan dapat. Tetapi untuk melompat tersebut membutuhkan persiapan, bukan hanya intelektual tetapi spiritual and wisdom. Subhanallah Mas Iwan Setyawan, 'what the hell' :') Oh ya, Mas Iwan bilang, "I love number, number is sexy." hahahaha what the hell!

4. Aryo Widiwardhono
Pembicara yang kedua yaitu Aryo Widiwardhono yang tak kalah keren juga, yang kalau kata Pak Bayu beliau sudah lebih ganteng dari saat ia menjadi mahasiswa galaunya Pak Bayu. Beliau lulusan Agribisnis. Ada yang tahu siapa beliau? Pokoknya menurut saya Mas Aryo ini benar-benar otak bisnis. Dari awal menjadi maba, beliau terpilih menjadi ketua kelas, sebutannya Komti kalau di IPB sih. Kerjaannya berurusan dengan jadwal kuliah, dosen, dan kopi-mengkopi bahan kuliah. Nah, tentang kopi-mengkopi ini Mas Aryo menjadikannya sebuah bisnis demi mendapatkan uang jajan lebih karena uang jajan dari orang tuanya kurang mencukupi kebutuhannya. Maka sepanjang menjadi mahasiswa kerjaannya adalah bagaimana beliau mendapatkan uang. Mulai dari bisnis komti tersebut berlanjut ke bisnis menjadi asisten dan mengikuti project-project dosen, kemudian saat S2 pun bisnis mengerjakan tugas Dirut-Dirut yang malas saat kuliah hahaha.

Pelajaran yang saya catat, kita harus bisa me-manage apa yang kita mau, find what you want. Lalu kita harus NGOMONG! seperti dipaparkan Mas Iwan tadi juga ya, ekspresikan dirimu. Dan lagi-lagi sederhana. Pelajaran yang saya dapat juga dari kedua pembicaraan dari kedua sumber ini adalah kesederhanaan. Saya pun ikut merasakan belajar kesederhanaan di IPB. IPB, belajar dari kesederhanaan, merendah untuk meroket ^^. Masih poin yang sama dari pembicaraan Mas Iwan juga, networking. IPB juga terkenal dengan networkingnya yang kuat, contohnya saja acara ini nih, menghadirkan pembicara-pembicara keren. Kemudian break the rules, tapi jangan asal break. Dan point terakhir yang diambil dari sharingnya mas ganteng adalah JANJI! Tepati janji, kayak Pak Bayu yang keren... janjinya ditepati ^^

5. GE

Dan yang ketiga ada Pak Handry Satriago. Lulus dari IPB tahun 1993 (bahkan saya baru lahir) dan menjadi lulusan perguruan tinggi di Indonesia pertama sekaligus termuda yang menjadi Presiden GE Indonesia. Subhanallah! Dan yang membuat saya begitu tersentuh adalah ketika beliau memasuki ruangan, Pak Bayu menyambutnya, semua mata tertuju padanya, beliau menggunakan kursi roda. Presiden GE Indonesia. Anak tunggal asal Padang ini menderita kanker sejak usia 17 tahun dan mebuatnya harus mengenakan kursi roda seperti saat ini.

*Foto dari HP lupa bawa kamera burem deh :(

Beliau tidak seperti kedua pembicara yang sudah terlebih dahulu bercerita tentang kisah hidupnya, tetapi beliau mengawali ceritanya dengan mereview sebuah buku yang beliau baca. Ada lima pelajaran yang saya catat. Pertama, kreatif itu menemukan masalah yang bagus untuk diselesaikan, bukan mencari penyelesaian yang bagus untuk sebuah masalah. Yang kedua itu mengenai value. Saat ini menjual produk bukanlah hal yang tepat dilakukan lagi, tetapi value. Mengapa orang-orang lebih bangga dengan kopi Star**** padahal jauh lebih enak kopi-kopi di pinggir jalan dengan pelayanan baik apalagi kalau ditambah bubuk kebahagiaan. Beliau bongkar rahasia juga, kalau melamar kerja itu yang penting bukan CVnya tetapi wawancaranya. Masalahnya tidak mungkin ribuan CV pelamar dibaca dan diseleksi satu persatu, yang ada diambil secara acak. Beliau pernah ditumpukan CV ada sebuah CD bertuliskan 'sebuah rencana' yang setelah dibuka ternyata seorang pria memperkenalkan dirinya, kreatif. Sang Presiden pun langsung memanggilnya kerja hari itu juga.

6. Handry Satriago
Kemudian, realistis. Cara kita menyelesaikan masalah kita saat ini berpengaruh untuk menentukan jadi apa kita di masa depan. Beliau bercerita, saat usia 17 tahun, beliau gemar menangkap kupu-kupu, mendaki gunung, dan teater. Kemudian beliau terserang kanker, beliau lumpuh, marah kepada semua termasuk Tuhan. Beliau mengurung diri di kamar selama 3 bulan. Sampai suatu hari Ayahnya sebelum berangkat kerja memasuki kamarnya, mencoba membuka tirai jendela kamar tetapi beliau marah. Ayahnya lalu duduk disampingnya dan berkata,

"Ayah tidak masalah kamu seperti ini, Ayah masih bisa mencari duit untuk menghidupi kamu. Teman-teman teater kamu mungkin akan sedih dan merasa kehilangan kamu, tetapi beberapa hari kemudian mereka akan mencari penggantimu dan kembali latihan, tidak mungkin mereka datang ke kamarmu menghampirimu dan latihan bersama di sini. Teman-temanmu yang mendaki gunung mungkin sesekali akan mengheningkan cipta untukmu di atas sana, tetapi mereka tetap mendaki gunung-gunung lain tanpamu. Kupu-kupu yang sering kamu tangkap tidak mungkin akan masuk ke kamar ini untuk kamu tangkap." kemudian Ayah beliau pergi kerja dan beliau setelah itu langsung mandi untuk pertama kalinya setelah tidak mandi selama 3 bulan, lalu berangkat ke sekolah. Sejak saat itu tidak ada lagi yang menghalangi tekadnya berbuat sesutau.

Subhanallah ya, begitu menyentuh, ada pelajaran apa gitu yang bisa diambil, saya pun sulit merangkai kata-katanya. Mungkin 'kehidupan akan terus berjalan' atau 'waktu tidak menunggu siapapun' aah apapunlah pokoknya jadi inget film "Forrest Gump" ketika kita jalan orang-orang tuh lari, makanya "Run Uci run!" *loh* Saya tersentuh sekali mendengar cerita Pak Handry tersebut, tetapi saya tidak mau menangis lagi. Malu udah nangis pas Mas Iwan, berasa lebai, habis kiri kanan depan belakang saya tidak ada yang menangis.

Poin keempat yang saya catat yaitu empati. Kita tau apa yang dirasakan orang, kita ikut merasakan, lalu kita akhirnya melakukan sesuatu deh. Empati itu penting! Dan yang terakhir beliau menyampaikan tentang daya tahan, daya tahan menghadapi masalah, daya tahan terhadap kesusahan. You know, inilah kata-kata paling menyentuh dari setiap kata yang menyentuh hari ini... Sang Presiden GE Indonesia... he said, 

"What I feel about this cancer is it gives me a lot of things bukannya malah mengambil banyak hal dari diri saya."

Huah, they are REAL. Di depan mata saya, alumni! Mengalami dan menjalani dulu hal yang sama seperti saya saat ini. Tugas yang tiap hari datang sebelum tugas lain selesai, laporan, begadang. MIMPI. Dan terima kasih Ya Allah, masih mengizinkan mereka ada untuk menyampaikan kisah mereka sehingga bisa diambil pelajaran oleh penerus-penerus mereka (AMIIIIN!!!). Apa ya, pertama yang menyentuh, mereka selalu menambatkan Indonesia di hati mereka, mereka sederhana, mereka tidak melupakan masa lalu, tapi belajar dari padanya dan mau sharing... dan terharu lagi mereka yang berterima kasih kepada para peserta mau memberi waktu untuk sharing huhuhuhu subhanallah. 

Oh ya, Pak Bayu juga menyampaikan mengenai keterampilan yang harus dimiliki di abad 21 bedasarkan survey dari Microsoft. Keterampilan yang pertama adalah mengoperasikan komputer. Kemudian keterampilan memanfaatkan software dan fasilitas yang disediakan komputer, reading comprehension. Komunikasi, oral dan writing skill. Berpikir kritis dan mencari tantangan. Kreativitas dan inovasi. Team work, kerjasama dengan orang lain. Etika dan hubungan sosial. Selalu belajar, belajar karena keinginan bukan keterpaksaan. Melek media, mencari inspirasi. Leadership terutama terhadap diri sendiri. And last... value your identity.

Thats all, maaf banget kepanjangan dan ga bisa mengemas cerita dengan baik. Semoga bermanfaat yah... Oh ya mengenai pengumuman, jadi saya menang atau kalah nih? Saya belum beruntung teman hahaha.Akan tetapi yang jelas saya bersyukur sekali ternyata pilihan yang tepat ikut acara ini soalnya saya sempat galau karena di hari yang sama ada dua acara menarik juga penanaman mangrove dan jambore antarfakultas. Aih, pokoknya terimas kasih Ya Allah, terima kasih Pak Bayu, terima kasih donatur 9 alumni yang tidak ingin disebutkan namanya, terima kasih Mas Iwan, Mas Aryo, Pak Handry atas kisah kalian yang sangat memotivasi, kalau baca ini maaf ya kalau ceritanya belepotan dan kalau ada yang salah maklum nyatetnya kemarin di hp karena ketinggalan note. Kata Mas Iwan "4 tahun itu akan terasa sangat cepat", doakan saya bisa sukses juga semoga sharing ini menjadi amal jariyah. I love IPB banget deh pokoknya, gak ada lagi yang bikin saya ragu untuk mencintai kampus keren ini. Jayalah IPB! 



Sumberfoto: 
1. http://foto.vivanews.com
2. http://indonesiaproud.wordpress.com
3. http://indonesiaproud.wordpress.com
4. http://123people.co.uk
5. http://infokarir.com
6. http://perspektifbaru.com

2 komentar:

agan(amal ganteng) mengatakan...

what the hell! sooooo inspiring ;))

Ucing! mengatakan...

what the hell iya banget hehehehe