02 Februari 2012

Tour de Babakan Madang, Satu Hari Dua Bukit

Ditengah garingnya minngu-minggu terakhir liburan, tiba-tiba sebuah undangan refreshing melayang ke saya. Masih refreshing yang sederhana seperti Januari lalu, dan masih bersama Nunun, Resty dan misuanya (Imam). Tujuan kali ini awalnya Gunung Pancar. Berangkat, janjian ketemu di depan Saung Kuring underpass, lanjut lewat Cibinong. Saya seperti biasa dibonceng Nunu dengan mojo-nya, dan ini ekspedisi ke-3 mojo! Kowawa! Hehehe.



Nunu dan Mojo :D

Kalau lewat Cibinong nanti arahnya ke tol sentul, kalau keluar tol sentul itu belok kanan. Pokoknya nanti ketemu sirkuit sentul belok kiri. Jalanan menuju Gunung Pancar di hotmix, rada aneh awalnya jalannya bagus, dan cuacanya panas. Jalanan berdebu dan banyak truk-truk melintas. Di jalan ketemu Rumah Makan Haji Tohir hahaha saya dan Nunu spontan tertawa (itu nama bapaknya senior kami, ehm). Terlena dengan jalan yang bagus, ternyata belum semuanya jalannya dihotmix, kami langsung disuguhi jalanan aslinya yang subhanallah sekali hancurnya, berasa offroad, saya di jok belakang berasa naik njot-njotan hihihi. Jalanan berdebu parah, jelek, banyak truk, terus ada semacam pembangunan entah apa di lahan yang cukup luas dan kami harus melewati jembatan kayu, agak serem.


Tidak lama sampailah dipertigaan ke Gunung Pancar. Jalannya menipu, awalnya seperti turunan, tapi ternyata nanjak terus... mojo tetap semangat. Sudah terlihat pohon-pohon pinus, sudah cukup tinggi juga karena hamparan kota terlihat, tapi anehnya udaranya masih panas. Di pos masuk Wana Wisata Gunung Pancar satu motor ditagihin uang masuk 5 ribu rupiah. Udah tuh masuk, celingak-celinguk karena sepi, terus hutannya hutan pinus tapi udaranya panas, saya keringetan tibang naik motor juga. Tadinya mau liat-liat ke air panas tapi ternyata jalan menuju air panas ada gerbangnya lagi dan tampaknya bayar lagi jadi gak jadi.

Mojo semangat nanjak

Kemana kita? :D
Di Gunung Pancar batunya besar-besar, ajaib. Saya sampai bertanya-tanya bagaimana kisah awal mulanya batu ini, besar-besar banget sih! Batu segede-gede batu kalau kata guru geografi saya saat SMA dulu *berasa tua*. Akhirnya kami foto-foto di batu-batu besar tersebut. Setelah itu kami ke tempat perkemahannya sepertinya, ada tenda pleton, ada warung, ada pondok semacam aula yang tamannya baru ditata, cantik sekali. Kami foto-foto lagi. Di sana bertemu rombongan berkostum militer, tampaknya sedang latihan. Kemudian sempat ada keluarga juga yang bapaknya ngalungin SLR. Terus ada rombongan sepeda gunung downhill gitu hahaha norak nih saya, tapi pengen banget...

Lucy Liu - Cameron Diaz - Drew Barrymore  wkwkwk

Imamnya Tante Zty :p

Potosesyen di batu-batu gede

Pasukan militer

Sepedahan... mau...
Potosesyen kedua

Di bawah pohon-pohon pinus


Nunu mencoba mengawinkan pinus -,-

Gunung Pancar ini sepi, tata ruangnya masih belum jelas (tampaknya memang masih tahap pemolesan deh), rimbun tapi panas. Sebenarnya cocok-cocok saja untuk tempat pelatihan dasar, tapi bingung saya tuh bertanya-tanya airnya mana? saya belum menemukan air atau sekedar mendengar suaranya. Padahal ada sawah. Ketika sedang duduk-duduk lihat lumut (sumpah langka lumut di sini, padahal biasanya batu-batu kan dilumutin harusnya) di pohon pinusnya. Hem, gak tau sih kami memang belum mengeksplor lebih jauh lagi, tapi gak begitu tertarik, masih asing, masih terbiasa dengan suguhan Gunung Bunder dan kawan-kawannya lah TNGHS :D


Lumut

Pulangnya mampir dulu ke masjidnya Nunu (nama panjang Nunu sama seperti nama masjidnya, Masjid Nurul Huda). Masjidnya subhanallah cantik sekali. Kamar mandinya aja ada showernya, dindingnya marmer, langit-langitnya penuh ukiran cantik, perpaduan warnanya... ada semacam gazebo di belakangnya, air mancur di depan dan belakang, kerannya saja bagus. Subhanallah, kalau tempat dan desain luar memang menang At-Ta'awun yang di puncak, tapi kalau dalamnya masjid ini kemana-mana. Beres shalat zuhur lanjut lewat arah yang berbeda. Imam menawarkan melanjutkan ke Bukit Pelangi yang letaknya sebrang-sebrangan dari Gunung Pancar. Sepi, tidak ada angkot yang ke sini tampaknya, kalau Gunung Pancar tadi sampai pertigaannya ada angkot 44 (dari Citeureup). Pemandangannya indah, tapi hawanya spooky, banyak rumah-rumah mewah yang usang dan kosong. Apalagi di bagian atasnya daerah Rainbow Hill itu, ada gedung yang pernah jadi tempat syutingnya Dunia Lain, emang serem T.T

Masjidnya Nunu :D




Kami foto-foto di bawah, oh ya sialnya kami kena preman di sana dan membayar satu motor 2.000 rupiah. Bukit Pelangi ini biasanya tempat orang pacaran, itu sih yang saya tahu dari SMA. Rumputnya bagus, dengan perpaduan bunga-bunga kuning yang kecil-kecil (saya gak tau namanya apa). Sampai kenyang foto-foto akhirnya gantian mengenyangkan perut di daerah Cimahpar, tepatnya Universitas Pakuan. Tempat makannya mirip Gelap Nyawangnya ITB, tapi lebih yahutan Gelap Nyawang sih hehehe. Makanan di sini enak-enak dan harganya murah. Nunu mesen jus alpukat (yang kental sekali) karena sudah bawa bekel, Resty pesan ayam masak mentega, Imam makan cumi-cumi kuah asam-manis yang menggoda sekali, dan saya pesan chicken steak dan kemudian menyesal karena tiba-tiba penasaran sama nasi bakar ayam. Oke, kata Nunu di kantin Faperta kampus ada, harus coba!

Memandang Gunung Pancar dari Rainbow Hill

Rumputnya ^^


Potosesyen again...

Poto prewed :p

Pulangnya ke rumah Resty dulu. Dia mau copy foto, saya dan Nunu kebetulan mau lihat katalog. Akhirnya saya beli tas main juga hahaha dan Nunu beli dompet. Kami bercengkerama sedangkan Resty galau PKL. Sekitar jam 5 setelah shalat ashar pulang deh. Saya awalnya mau ke klinik abis itu wisata kuliner sekitar PGB. Di sana ada kedai mpek-mpek yang cukup terkenal. Mpek-mpek, tekwan, dan es kacang merahnya laziz sekali. Sayangnya klinik dokternya ternyata gak praktek dan kedainya tutup. Untungnya ada Cimol PP (yang buka cabang juga ternyata) depan Museum Perjuangan, jadinya cuma beli itu. Hiks, pokoknya nanti harus wisata kuliner!

Sekian lah refreshingnya, menyenangkan juga, di motor sama Nunu ketawa-ketawa terus. Btw, kami lagi kompak nih, gak sengaja kostumnya samaan ungu-ungu. Oh ya, judul postingan ini Tour de Babakan Madang, itu nama kecamatan. Jadi Gunung Pancar dan Bukit Pelangi itu masuk ke kecamatan Babakan Madang. Sebenarnya potensi wisatanya ada, bagus, tinggal daerahnya saja dirapihkan, soalnya aneh... selain sepi juga, panas, terus masih acak-acakan deh kecuali di daerah polisinya tea ya emang bagus hahaha. Satu lagi baru inget, Gunung Pancar panas, Bukit Pelangi dingin, tinggian Bukit Pelangi dong logikanya kalau gitu, kenapa bukan Gunung Pelangi, Bukit Pancar? wkwkwk #abaikan.

Bersama Mama Nunn, ungu-ungu :3


Refreshing sederhana, hanya dengan bensin 13.000 rupiah keliling-keliling ahihihi. Evaluasinya bawa makanan biar asyik, hehe kan dadakan kemaren mah *alibi*, bawa masker biar muka gak item hahaha. Thanks to Nunun dan mojo... helm adeknya Nunun haha, dan Resty dan Imam Tour and Travel hahaha. Fuah... gak kerasa liburan seminggu lagi... Pokoknya kowawa deh \(´▽`)/ 

2 komentar:

imam Setiawan mengatakan...

SALAH memberi info tuh bisa nyasar org, dari jalur tol sentul belok kanan kalo udah mentok, terus tinggal ikutin jalan nya.
1 lagi, ada air terjun di sana yang bagus dan belum kita kunjungi..

Ucing! mengatakan...

ohiya sirkuit belok kanan ya? maksutnya belok kiri itu pas keluar tolnya... makasih ralatnya :D
dan satu lagi, kata senior gua itu tuh belum masuk intinya gn.pancar, masih ke atas lagi dari gerbang yang kita muter balik wakakakak mau dong lagi #eh