27 Februari 2011

Tentang Pantas dan Tidak Pantas

Guru favorit saya untuk fisika di NF mas Pit haha soalnya seru aja, jadi ngerti (membantu banget saat medan magnet, dapet 97 deh ulangan :p), dan biasanya lagi ngajar suka diselingi sama pengetahuan umum, baik itu bersangkutan dengan fisika, berita yang lagi in, atau sekedar nasihat-nasihat memotivasi. Kalau mascam 2 mah sebenarnya gak favorit, cuma sering dicengin sama anak-anak gara-gara dia mirip mascam jadi aja favorit. Hahaha. Oke kembali ke kelas fisika ya.

Kemarin les, bahas tentang to (untuk pertama kalinya to snmptn nf fisika +9 wkwk meski masih jauh sama +32 mah haha tapi senang) yang naudjubilah dah susah tapi nyebelinnya pembahasannya cuma "o gitu doang?" oh ya kata mas Pit, soal itu cuma dua kriteria: bisa dikerjakan oleh kita, atau tidak bisa dikerjakan. Bukan sulit atau mudah. Hoho. Terus lanjut ke inti aja ya, awalnya mas Pit menganalogikan sesuatu, kemudian bicara tentang "kepantasan".



Orang yang tekun dan orang yang main-main, lebih pantas mana untuk masuk FK UI?

Lebih pantas yang tekun pastinya.

Jadi ya yang gua tangkep sih begini: kalau kita berharap misal jadi mahasiswa FK UI, pertama tanya, pantas ga? Ada ga sih mahasiswa FK UI yang kaya gua sekarang ini yang belajarnya kaya gini? (bertanyalah pada diri sendiri). Jadi kalau cuma gengsi-gengsian, eh ga masuk, jangan sedih. Allah menyelamatkan kita, Dia tau kita ga pantes, daripada nanti belajar keteteran. Tapi, kalau misalnya tetap maksain, "pokoknya harus FK UI" ya pantaskanlah diri kamu, buat diri kamu menyandang gelar "pantas" untuk menjadi mahasiswa FK UI. Tapi tetep, kalau tidak keterima ya harus berlapang dada.

Berpositif thinkinglah selalu kepada Allah.

Ada niat, ada usaha, ada jalan.

"Bermimpilah, karena Allah akan memeluk mimpi-mimpi itu"

^^

Tidak ada komentar: